Penetapan kandidat calon presiden dan wakil presiden sudah telah selesai dilaksanakan. Begitu banyak kejutan yang muncul yang tentunya memberikan kebahagiaan juga kegalauan pada rakyat bangsa ini. Ada calon wakil presiden yang sudah digadang-gadang akan menjadi pasangan calon presiden akan tetapi batal, begitu juga sebaliknya yang tidak diduga malahan menjadi calon wakil presiden.
Prabowo Subianto – Sandiaga Uno dan Joko Widodo – KH Makruf Amin telah ditetapkan akan menjadi cawapres untuk Pilpres 2019. Drama inisial telah usai dengan adanya penetapan cawapres ini, dari inisial M menjadi KH Makruf Amin dan A menjadi Sandiaga Uno. Ada pendukung kecewa dengan meluapkan kekesalan di media sosial dan ada juga yang bersujud syukur dan bahkan ada yang dengan santai menanggapinya.
Sekilas adalah hal yang biasanya, tapi terasa seperti “sinetron politik” atau bahkan boleh dikatakan tokoh-tokoh politik melakukan “omong kosong” dalam melakukan keputusan politiknya.
Dalam Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4) sangat jelas tertulis meletakkan kepentingan bangsa/negara di atas kepentingan pribadi/golongan. Proses pemilihan cawapres ini tentunya sangat jelas menggambarkan bahkan tanpa penjelasan dapat diketahui bahwa sebagian tokoh politik mementingkan golongannya masing-masing. Lobi-lobi politik yang bahkan terkesan lobi politik adalah proses transaksi politik untuk menghasilkan deal-deal yang menguntungkan untuk semua partai politik.
Maka sangat masuk akal ketika ada istilah bahwa dalam politik yang ada adalah “kepentingan abadi” bukan pertemanan abadi. Hari ini mereka berseberangan dan di lain hari mereka akan bergandengan. Para tokoh politik tidak pernah berpikir bagaimana kondisi mental pendukungnya terhadap kondisi ini. Para pendukung seperti menelan pil kekecewaan ketika kebijakan politik partai tiba-tiba berubah dikarenakan kepentingan kekuasaan belaka.
Tokoh politik sudah seperti sopir bus dan kondekturnya, ketika mau bermanufer cukup dengan kabari kondekturnya untuk membelok, maka penumpang kaget bukan kepalang. Tentunya hal ini sangat tidak baik untuk kepentingan bangsa dan negara ini.