Umat Islam sebagai mayoritas di negara ini tentunya memiliki peranan yang sangat penting dalam perkembangan ekonomi bangsa ini. Mereka masuk dalam semua bidang pekerjaan baik di swasta maupun pemerintahan, baik sektor formal maupun informal. Hal ini tentunya merupakan sebuah potensi yang luar biasa dalam perjuangan menerapkan syariah Islam dalam semua aspek kehidupan.
Dalam bekerja tentunya umat Islam sangat memahami akan tujuan dari pekerjaan tersebut. Dengan bekerja maka dapat memenuhi kebutuhan keluarga dan tentunya merupakan sebagai ibadah kepada Allah Swt.
Bahkan Allah Swt berfirman sebagai berikut:
“Kami telah menjadikan untukmu semua didalam bumi itu sebagai lapangan mengusahakan kehidupan (bekerja) ; Tetapi sedikit sekali diantaramu yang bersyukur.” (A’raf: 10)
“Kami telah membuat waktu siang untuk mengusahakan kehidupan (bekerja).” (Naba’: 11)
Allah telah memerintahkan langsung kepada hamba-Nya untuk bekerja, maka dengan bekerja maka kita sudah menjalankan perintah Allah Swt tersebut sebagai sebuah ibadah.
Akan tetapi terkadang kita melupakan akan arti pokok ibadah tersebut dalam bekerja. Sehingga membuat niat kita jadi berubah untuk menumpuk kekayaan dunia sehingga hanya didasari nafsu semata.
Allah Swt menurunkan firman Nya :
“Katakanlah: “Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya.” Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik” (At-Taubah: 24)
Rasanya tak pantaslah jika dalam bekerja kita melupakan niat kita sehingga menimbulkan rasa emosi yang didasari oleh nafsu semata.
Dengan pemaparan seperti ini tentunya akan memberikan semangat yang kuat dalam diri kita masing-masing. Bahwa pekerjaan ini akan dirasakan manfaatnya selain di dunia juga di akhirat nanti.