SCROLL KE ATAS UNTUK MEMBACA

Tagar #2019GantiPresiden Bisa Berpotensi Gagal Oleh Pendukungnya Sendiri

Tagar #2019GantiPresiden Bisa Berpotensi Gagal Oleh Pendukungnya Sendiri

Genderang perang sudah ditabuh, ijma para Ulama telah merekomendasikan Prabowo adalah satu-satunya Calon Presiden dan sebagai wakilnya ada 2 nama yaitu Ustadz Abdul Somad dan Habib Salim Segaf Al Jufri.

Hal yang menarik adalah pernyataan SBY dan Demokrat, bahwa Demokrat akan mendukung Prabowo sebagai satu-satunya calon Presiden siapapun wakilnya. Sebagai rakyat yang haus  akan pemimpin baru 2019 nanti, saya melihat masuknya Demokrat akan menambah energi yang luar biasa dalam Koalisi Gerindra dan beberapa Partai lainnya. Semoga saja Demokrat konsisten dalam Koalisi ini.

Sementara itu di kubu pendukung ganti Presiden 2019 justru terlihat saling serang sendiri. Ketika 2 nama muncul sebagai wakil Presiden hasil ijma Ulama, mereka langsung bikin narasi untuk membandingkan keduanya dan cenderung menyerang calon wakil yang tidak sesuai seleranya. Hal ini terlihat sangat konyol kawan, niatnya ganti Presiden tapi memunculkan perpecahan diantara teman.

Ada juga narasi-narasi yang saya nilai membuat blunder, ketika membandingkan Kiai Ma’ruf Amin dan UAS. Dari beberapa akun memunculkan narasi “inilah bedanya seorang Kiai dan Ustadz”, dalam tulisan akun tersebut membandingkan pernyataan bahwa Kyai bersedia dicalonkan sebagai Wakil Presiden bila memang dibutuhkan, sementara seorang Ustad (UAS) menolaknya.

Saya pikir para pendukung ganti Presiden saat ini sudah melenceng jauh, narasi yang disertai meme seperti di atas sangat cenderung memukul mencari musuh tidak merangkul untuk mendapatkan simpati. Hentikan kawan narasi-narasi konyol yang membuat cita-citamu hancur lebur.

Beberapa akun lain juga memunculkan Pernyataan kurang setuju kalau UAS sebagai wakil Presiden. Menurutnya UAS belum berpengalaman atau kapasitasnya masih kurang kalau dipilih sebagai wakil Presiden.

Kalau menurut saya kenapa UAS sampai muncul sebagai nama calon wakil Presiden simpel saja, selain menguasai ilmu agama yang mumpuni Beliau juga populer dan menjual. Selain itu kemungkinan para Ulama memunculkan nama UAS karena dinilai bersih tidak tersandera oleh masa lalunya.

Apakah UAS memiliki kemampuan dibidang hukum, ekonomi, tata negara, hubungan Internasional? hei kawan apakah wakil-wakil Presiden terdahulu menguasai semuanya? yang saya tahu wakil-wakil Presiden terdahulu hanya mumpuni dalam salah satu bidang saja.

Disini Ustadz Abdul Somad diketahui mumpuni di bidang agama yang mencakup Al qur’an, hadits dan Fiqih, saya kira segala urusan dunia sampai akhirat sudah diajarkan di sana itu pendapat saya boleh tidak setuju.

Menurut kawan-kawan ini seberapa strategis sih seorang wakil Presiden menentukan arah kebijakan, yang saya ketahui sinergi yang baik dan efektif ketika duet SBY dan Jusuf Kalla periode 2004-2009.

Periode 2004-2009 sangat terlihat peran seorang wakil Presiden dalam menentukan arah kebijakan, sebelum dan sesudah itu kebijakan tetap ditangan seorang Presiden dan Menteri-Menterinya. Jadi kalau membutuhkan seorang ahli ekonomi,hukum dan lain-lain, para ahli tadi bisa dirangkul dalam suatu kabinet atau di KSP.

Sampai sekarang wakil Presiden belum juga diputuskan, saya sebenarnya punya selera dan calon idealis di kepala di luar nama yang sudah muncul. walaupun demikian saya berusaha untuk mendukung dan tidak menyudutkan
nama-nama yang dimunculkan dan nanti yang akan ditetapkan.

Siapapun nanti yang akan jadi Wakil Presiden entah itu Habib Salim, UAS, AHY ataupun siapa saja nanti yang terpilih Insya Allah tetap bersama pilihan para Ulama yang saya yakini. Kecuali nanti ada perubahan politik tuntutan PT 0% dikabulkan mungkin saya akan berpikir ulang.

Harapan saya pada kawan-kawan semua lebih bijak dalam mengungkapkan narasi yang tidak menyerang dan menyudutkan nama calon yang sudah dimunculkan, karena tentu akan timbul pertentangan di masing-masing pendukung. Kawan cobalah tekan ego masing-masing dan tidak memaksakan salah satu calon nama idola dan budayakan narasi merangkul bukan memukul kalau masih ingin Presiden baru di 2019.

Sebagai penutup saya ingin mengutip sebuah ayat “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.” (Al Baqarah: 216).

Tulisan ini tanggung jawab penulisnya. Isi di luar tanggung jawab Redaksi. Pengaduan: redaksi@seruji.co.id

7 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan isi komentar anda
Masukan Nama Anda

Artikel Lain

TERPOPULER