JAKARTA – Bakal calon wakil presiden yang juga pengusaha sukses, Sandiaga Uno berbagi tips dalam menghadapi kondisi ekonomi yang sedang sulit, Rabu malam (5/9) di Uniti Coffee, sebuah kafe di bilangan Duren Sawit, Jakarta Timur.
“Dalam kondisi ini, kita harus kompak memperkuat ekonomi dan membela negara,” katanya terkait adanya kenaikan harga dan daya beli masyarakat yang menurun, ditambah lagi dengan melemahnya nilai Rupiah terhadap dolar AS.
Lebih lanjut, para pengusaha dan eksportir hendaknya turut membantu memulangkan dollar ke tanah air, dan menukarnya ke mata uang Rupiah.
Di depan puluhan warga yang sebagian besar adalah pengusaha muda, mantan wagub DKI itu juga turut mengomentari kesukaan anak muda sekarang yang sering melakukan perjalanan ke mancanegara untuk rekreasi.
“Para milenial yang senang traveling sebaiknya menunda perjalanan ke luar negeri dan melakukan perjalanan wisata lokal, dan membeli produk produk Indonesia,” pinta Sandiuno.
Dengan kesadaran bela negara ini, harapannya dapat memperkuat nilai Rupiah dan sekaligus memperkuat peekonomian rakyat.
Mengembangkan Usaha
Krisis yang terjadi dapat dilihat sebagai ancaman namun juga sebagi peluang. Menanggapi pertanyaan salah seorang peserta Coffee Talk Uniti Coffee tentang bagaimana mengembangkan usaha, Sandi pun membocorkan kuncinya.
“Kita harus selalu berinvestasi di ide dan manusia (invest in ideas and people), dan harus senantiasa berpikir untuk ‘scale-up‘ (memperbesar skala) mulai dari mikro menjadi menengah dan besar,” tukasnya.
Bagaimana caranya? Menurutnya, para pengusaha harus senantiasa memperlebar jaringannya dan menarik mitra-mitra baru.
Ia mengambil contoh William Suryadjaja, pendiri Astra, yang dianggapnya sebagai mentor. Ketika memproduksi Toyota Kijang yang legendaris, William bisa saja membuat semua spare-part nya sendiri, namun ia memillih untuk bermitra dengan puluhan ribu Unit Usaha Mikro, dan terbukti sukses hingga sekarang. ini adalah contoh memperlebar jaringan sekaligus menarik mitra.
Ekonomi dan Politik itu harus Fun
Meskipun di awal acara telah ditegaskan bahwa acara ini bukanlah acara kampanye atau politik, tetap saja ada pertanyaan dari hadirin yang mengaku sebagai relawan mengenai rencana kampanye.
“Sebagaimana memperjuangkan ekonomi, berjuang di politik itu seharusnya fun (menyenangkan),” ujarnya.
“Presiden Indonesia 2019 sudah ditetapkan di lauh mahfudz. Kekuasaan hanya milik Allah, jadi saya maupun seluruh relawan atau tim sukses, ya enjoy aja,” sambung Sandi.
Sekarang ini menurutnya bukan jaman lagi berkampanye untuk promosi. Kampanye harus dikemas bermanfaat seperti dalam bentuk diskusi atau seminar yang mampu memberikan nilai tambah bagi pesertanya. “Bukan seperti jual kecap,” imbuhnya.