Ditengah kesedihan berupa bencana jatuhnya pesawat Lion JT 610 yang membawa 189 penumpang itu, 21 diantaranya adalah putera-puteri terbaik Kementerian Keuangan. Masih nampak rasa duka disemua wajah-wajah pegawai Kementerian Keuangan, namun semua itu tak menghalanginya untuk tetap berkarya, melayani masyarakat dalam rangka pengelolaam keuangan negara khususnya pengelolaan APBN.
Rabu (31/10) bertempat diaula Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Pacitan diselenggarakan kuliah umum keuangan negara. Kuliah umum kali ini dihadiri 30 peserta mahasiswa-mahasiswi yang berasal dari Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdatul Ulama (STAINU) Pacitan jurusan ekonomi Syariah. Para mahasiswa yang terdiri dari beberapa tingkat tersebut didampingi oleh dosen pembimbing Jefri Putri.
Dalam sambutan mengawali kuliah umum tersebut, Eko Permono Adi selaku kepala KPPN menyampaikan pentingnya peran pemuda dalam mengawal APBN agar bermanfaat dan tepat sasaran serta ikut berpartisipasi positif dalam pengelolaan keuangan negara. “Kegiatan ini juga merupakan rangkaian dari peringatan Hari Oeang Republik Indonesia ke-72, disamping juga untuk melanjutkan program el liken, edukasi layanan publik dan keuangan negara, yang sudah digulirkan oleh KPPN Pacitan sejak tahun 2015” ujarnya mengawali sambutan.
Materi kuliah umum kali ini disamping pengenalan keuangan negara dan APBN secara umum, juga disampaikan tentang peranan Syariah dalam APBN. Bahwa dalam komponen APBN terdapat pembiayaan yang berlandaskan Syariah dengan adanya penerbitan sukuk atau yang lebih dikenal dengan sebutan SBSN, Surat Berharga Syariah Negara. SBSN ini dipergunakan untuk pembiayaan defisit APBN dan juga pembiayaan proyek nasional dengan skala besar.
SBSN ini merupakan hutang negara kepada para pemegangnya dalam jangka waktu yang telah ditentukan dan dengan imbalan yang ditetapkan dalam setiap tahun. Misalkan SBSN dengan imbal 7% setahun dengan tenor 15 tahun maka setiap tahun pemerintah akan memberikan imbalan kepada pemegang SBSN tadi sebesar 7% dari total nilai yang terjual dan akan dikembalikan sebesar pokok SBSN pada tahun ke 15.
Hasil penjualan SBSN tersebut dipergunakan untuk membiayai proyek-proyek pemerintah yang sesuai dengan ketentuan Syariah. Tentu saja SBSN tidak dapat dipergunakan untuk membiayai proyek yang bertentangan dengan Syariah. Proyek yang mengandung gambling, ghoror, penipuan dan proyek haram lainnya.
Para mahasiswa begitu antusias mengikuti kuliah umum tersebut dengan mengajukan berbagai pertanyaan kristis. “Bagaimana hutang negara bisa lunas jika setiap tahun selalu ada pinjaman baru?” tanya Dian mahasiswi semester tiga. Juga ada pertanyaan, “ apa pengaruh pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar dalam APBN maupun terhadap kondisi ekonomi masyarakat?” tanya Adit mahasiswa semester 5.
Pertanyaan tersebut dijawab dengan baik oleh narasumber dengan menggunakan analogi sederhana dalam kehidupan sehari-hari. Jika seseorang memiliki hutang 10juta , kemudian dicicil selama sepuluh bulan, apa yg terjadi pada bulan ke 10 jika dia selalu rutin mengangsur hutang tersebut? Tentu lunas bukan? Demikian juga hutang pemerintah. Mengenai melemahnya rupiah terhadap dolar tentu sangat berpengaruh pada APBN antara lain dalam penyediaan dolar untuk membayar bunga dan cicilan hutang luar negeri. Tentu dengan melemahnya rupiah akan semakin besar dana dalam bentuk rupiah yang harus disediakan mengingat sebagian besar hutang pemerintah dalam satuan US dolar. Terhadap keadaan ekonomi masyarakat pasti sangat berpengaruh terutama atas barang-barang impor, seperti BBM misalnya, dengan adanya pelemahan rupiah secara otomatis harga BBM dalam negeri harus dinaikkan karena BBM tersebut murni impor dengan standar pembayaran US dollar.
Acara ditutup dengan mengingatkan peran penting mahasiswa dalam pengelolaan APBN dan menjaga asset negara sehingga generasi muda khususnya mahasiswa lebih peduli akan pentingnya pengelolaan keuangan negara yang baik dan profesiona. Semaga lebih baik.