Masa kampanye pemilihan gubernur Jawa Tengah yang memasuki hari raya Iedul Fitri, menjadikan ada hal lain yang beda dengan silaturahiim masyarakat. Polarisasi dukung mendukung cagub masing-masing pasangan, menjadi salah satu topik halal bi halal keluarga.
Di sisi lain, menimbulkan kreatifitas pemudik sambil mengkampanyekan paslon dukungan masing-masing meski bukan anggota salah satu partai pengusung ataupun relawan.
Ada yang memasang poster dukungan pada pasangan calon gubernur pada mobilnya saat mudik. Ada juga yang menyampaikan dukungannya pada sanak saudara saat halal bi halal keluarga besar.
Simpatisan cagub Sudirman juga ada yang menyebarkan leaflet di mobil-mobil pengunjung rumah makan dan di rest area sepanjang jalan Semarang – Jogja – Solo.
Yang patut diapresiasi, mereka bukanlah anggota partai atau relawan pasangan calon gubernur tersebut. Beberapa dari mereka hanya relawan yang simpati pada program calon gubernur yang jadi pilihannya.
“Mumpung ada kesempatan, program Pak Dirman bagus dan cocok saya, maka saya bantu menyebarkan,“ kata pemudik dari Semarang yang menuju Klaten ketika ditemui sedang membagi leaflet di mobil yang sedang parkir .
Tentu saja dengan berkembangnya kesadaran masyarakat untuk ikut serta dalam perhelatan akbar demokrasi dengan menjadi pendukung salah satu calon gubernur, merupakan hal yang posisitf bagi perkembangan demokrasi di negara ini.
Memilih pemimpin dengan teliti rekam jejak dan program-programnya menjadi hal yang sangat penting agar tidak menghasilkan pemimpin yang sarat pencitraan.
Diharapkan dengan semakin meningkatnya partisipasi masyarakat pada pesta demokrasi pada pilgub Jateng ini akan berdampak pada meningkatnya kualitas pilgub dan pilpres dimasa mendatang.
Pilgub yang berkualitas di Jateng dengan tag line ‘Becik tur Nyenengke’ ( baik dan menyenangkan) menjadi hal yang niscaya dengan semaraknya masyarakat menjadi relawan dan secara sadar mengkampanyekan pilihannya pada pertemuan-pertemuan keluarga mereka.
Lebih hebatnya lagi, meskipun barangkali tidak sama paslon yang didukung diantara keluarga mereka, tidak menimbulkan perdebatan dan apalagi percekcokan di antara mereka.
Momen halal bi halal dan reuni sekolah menjadi ajang saling mengkampanyekan pilihannya meski dengan sedikit malu – malu dan dengan sedikit candaan.
Tampaknya momen pilgub tidak membuat pertentangan serius dan apalagi memecah belah persaudaraan di antara mereka.
Semoga tetap terjaga suasana yang kondusif sampai pada pilgub tanggal 27 juni 2018 nanti, dan tetap menjadi pilgub yang ‘becik tur nyenengke’.