Ikatan Dai Indonesia (IKADI) tidak ada hentinya dalam beramal. Cocok dengan nama yang disandangnya sebagai dai, selalu menyeru kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran.
Program pekanan bahkan harian selalu terjadwal di segenap pengurus dan anggota IKADI. Tak terkecuali ahad (1/4), mulai pagi sampai sore, seluruh pengurus IKADI se Jawa Timur berkumpul di gedung IKADI Jatim yang berada di jalan A Yani Surabaya.
Mereka hadir di acara, soft launching Korps Mubaligh IKADI (KMI) dan training public speaking yang diinisiasi oleh IKADI Jawa Timur.
Sebagai penguatan para dai yang tergabung di KMI dalam berdakwah, IKADI mengundang Ustadz Ir. H. Misbahul Huda, MBA. Selain sebagai pembicara publik yang handal, beliau juga penulis buku. Tidak kurang dari 7 buku sudah diterbitkan.
“Saya berada di depan para ustadz ini bukan menyampaikan konten atau isi dari materi ceramah, tapi bagaimana agar materi yang disampaikan itu benar-benar diterima oleh obyek dakwah dengan baik”, ujar ustadz alumni UGM ini mengawali presentasinya.
Agar dakwah yang disampaikan para dai itu dipastikan bisa diterima dengan baik oleh yang menerima dakwah, pria kelahiran Madiun, 27 Januari 1963 ini memberi 3 kunci sukses.
Pertama, tabligh itu menyampaikan bukan sekedar mengatakan kebenaran. Karenanya harus ada perbaikan kemasan yang memastikan pesan sampai sasaran.
Kedua, dai itu tugasnya menyeru agar sasaran dakwah mengikuti seruan perbaikan. Seharusnya ada pendamping yang memastikan objek dakwah mengikuti seruan kita.
Ketiga, dakwah itu transformasi kehidupan sosial dan keagamaan lebih baik. Makanya diperlukan pemimpin yang seiring dengan dakwah dan bahkan mendorong ke perubahan yang lebih baik.
Peserta yang hadir menikmati materi yang disampaikan suami dari dra. Herlina Fauziyah. Diantara perserta, tampak selain dai-dai yang sudah senior –yang sudah lama bergerak di bidang dakwah– juga ada dai yang masih muda belia.
Pemuda itu bernama Muhammad Basyid, S.Pd. Umur 24 tahun, terbilang muda tapi sudah bergerak di dakwah. Sehari-hari pria yang hafal 3 juz al quran ini sebagai pengasuh pondok Fashihul Qur’an desa Tidu Kec. Pohjentrek Kabupaten Pasuruan.
Ketika kami tanya apa motivasinya bergabung dengan KMI dan ikut acara pelatihan ini, pria ini menjawab singkat, “Sangat manfaat pelatihan tadi dan saya siap menjadi mubaligh IKADI”.