SCROLL KE ATAS UNTUK MEMBACA

Reuni Akbar 212: Tukang Pentol Dapat Berkah Tiket PP Kobar-Jakarta

Reuni Akbar 212: Tukang Pentol Dapat Berkah Tiket PP Kobar-Jakarta

Kotawaringin Barat-Momentum reuni akbar 212 di Monas Jakarta pada Hari Ahad (2/12) menyisakan kisah heroik bagi sebagian orang, termasuk yang kami dapatkan dalam kisah nyata yang disampaikan salah satu jama’ah dari kotawaringin barat yang turut dalam reuni akbar 212.

Namanya Hendri Siswanto, lelaki berumur 35 tahun ini menuturkan kisahnya kepada media.

“Keinginan bergabung dalam silaturahmi akbar ummat Islam selalu tertanam dalam diri saya. Sebulan yang lalu beberapa teman mendatangi saya untuk mengikuti agenda akbar ummat Islam dalam Reuni Akbar 212, sewaktu itu mereka mengajak saya untuk beli tiket pesawat jauh-jauh hari, namun ajakan itu tidak saya turuti dikarenakan kemampuan ekonomi saya tidak mendukung. Rombongan akan berangkat hari sabtu (1/12) pagi, sementara saya belum ada persiapan apa-apa.”

“Di malam sabtu sebelum keberangkatan itu saya hanya bisa menangis ditempat kerja saat piket jaga malam, saya adukan semuanya kepada Allah Swt mengenai keinginan turut bergabung dan bersilaturahmi dengan saudara seiman serta para mujahid pejuang kalimah tauhid disana. Semalaman saya gelisah tidak karuan karena keinginan tersebut tapi keadaan belum memungkinkan.”

“Keesokan paginya sembari mendongakkan wajah kelangit saya sembari berdoa kepada Allah, Allah maha mengetahui dan maha berkehendak atas segala sesuatu’ laa hawlawala quata illabillah’,” Ungkap Hendri, yang mengaku dirinya berdomisili di Kota Kumai ini.

“Saya pulang kerumah melawati jalan kearah bandara, di sanalah keinginan berangkat semakin membesar. Rasa sedih karena keadaan terus menyelimuti diri ini, sampai di Kumai dirinya tidak langsung kerumah melainkan mampir di masjid dekat pelabuhan. Di masjid itu saya kembali menangis dan berdoa, tentang keinginan besar tapi kemampuan yang kecil ini.”

“Sampai akhirnya HP saya berdering karena ada yang menelepon, saya angkat dengan memberikan salam kepada penelepon. Ternyata yang menelepon adalah teman saya yang sudah berkumpul di Bandara, ia menanyakan kesiapan saya berangkat. Saya jawab apa adanya karena kemampuan saya saat itu, yakni tidak bias membeli pesawat pulang pergi.”

“Saat itulah keajaiban Allah hadir, Dia katakan disini ada tiket gratis untuk satu orng tapi pulangnya ditanggung sendri. Kekhawatiran tidak habis pada saya bagaimana kalua pulangnya menanggung tiket sendiri, sedangkan saya tidak punya uang sama sekali. Karena desakan teman untuk segera memberi keputusan saya kubur kekawatiran itu. Waktu itu sudah pukul 07.10, sementara pesawat harus terbang jam 07.30, tanpa pikir panjang lagi langsung saya bilang insyallah saya siap berangkat.”

“Lalu saya segera pulang kerumah pamitan isteri untuk berangkat ke Jakarta, istri saya kaget tidak habis fikir karena kondisi keuangan kami saat itu. Saya tidak sempat banyak menjelaskan, yang penting istri saya mengizinkan saya berangkat.”

“Saya mengambil Jubah dan surban putih, lalu cium kedua anak yang sedang tidur, sementara anak pertama sudah berangkat sekolah. Saya peluk istri dan dia mendoakan semoga Allah menjaga dan memudahkan usaha saya disana,“ terang Hendri.

“Dengan Bismillah saya melangkah keluar rumah, ‘gas poll’ sesampai bandara tangga pesawat sudah mau di lepaskan. Saya masuk dalam pesawat, saya terus bersyukur dan beristigfar, sementara saya tidak memikirkan bagaimana nanti pulangnya yang saat itu saya hanya membawa uang 100rb hasil dari penjualan pentol semalam,“ ujar lelaki yang bekerja sebagai security sekaligus penjual pentol ini.

“Aktifitas mengikuti agenda akbar di Monas kami ikuti dengan khidmat dan penuh keharuan karena dapat berkumpul dengan saudara seiman dari seluruh penjuru nusantara. Selesai acara Saya kembali ke bandara dengan berbekal uang 100rb tadi. Subhanallah saat di bandara saya disalami hamba ALLAH yang duduk di sebelah sewaktu di pesawat dengan memberikan gulungan uang sembari berpesan gunakan uang tersebut kejalan Allah SWT. Ya, Allah … saya langsung menangis waktu itu, saat itu saya tidak tau sama sekali siapa orang tersebut tapi saat di pesawat penerbangan ke Jakarta beliau terus membaca Alqur’an. Hari itu juga saya langsung beli tiket pesawat pulang dari uang yang diberikan,“ ungkap Hendri dengan haru, sembali bertekad kembali mengikuti agenda akbar reuni 212 di tahun depan.

Tulisan ini tanggung jawab penulisnya. Isi di luar tanggung jawab Redaksi. Pengaduan: redaksi@seruji.co.id

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan isi komentar anda
Masukan Nama Anda

Artikel Lain

TERPOPULER