Kotawaringin Barat – Dari penelusuran Warga Seruji pagi 18 Mei 2018 dijalan Sutan Syahrir, dapat disimpulkan bahwa setiap masa beda ‘kreativitasnya. Masa dahulu terutama di pagi hari bulan puasa, setiap habis subuh pasti diramaikan oleh aktivitas masyarakat dari yang hanya sekedar jalan santai, duduk-duduk, bahkan ada yang bermain petasan. Tak ayal dimasa itulah area tersebut penuh dengan asap dan serpihan kertas dari petasan yang saling bersahutan.
Berbeda dengan jaman sekarang, bukan suara petasan yang saling bersahutan tapi raungan sepeda motor yg parau menggertak pagi yang seharusnya penuh kesejukan . Hal itu dilakukan para remaja bahkan dewasa di jalan Sutan Syahrir Pangkalan Bun.
Salah satu dari mereka menuturkan katanya hanya sekedar ramai-ramai nongkrong dan sesekali beradu kecepatan. Jarak aduan balap liar pun tergolong cukup pendek dari depan kantor PDAM sampai kantor pos. Dan dengan waktu yang cukup singkat pula, hingga matahari terang mereka akan membubarkan diri.
“Bila sudah mulai siang dan ramai, dengan sendirinya kita akan membubarkan diri,” ujar salah satu pelaku balap liar yang enggan menyebutkan namanya.
Di tempat terpisah, EP adalah seorang mantan pelaku balapan liar. Ia menuturkan bahwa balapan liar yang dilakukan memang tidak banyak mengeluarkan modal, tapi taruhannya adalah harga diri bahkan nyawa. Meski sebenarnya ia menyadari apa yang dilakukan itu mengganggu ketertiban umum, polusi, bahkan yang paling besar adalah mengancam keselamatan nyawa orang lain.
“Hanya sedikit biaya dan sedikit kemampuan teknik modifikasi kita sudah bisa beradu kecepatan. Tapi resikonya memang cukup besar dan mengganggu keselamatan orang lain,” ucap EP.
Atas aksi tersebut, warga berharap hal itu bisa menjadi perhatian banyak pihak. Tidak hanya pemerintah melalui aparat terkait, tapi juga peran aktif segenap elemen masyarakat, tokoh warga, orang tua, para pendidik, tokoh agama turut serta mengarahkan dan menyadarkan mereka.
“Setiap penindakan balapan liar harus dipastikan ada solusinya. Agar mereka ada tempat untuk menyalurkan hobinya,” harap EP.