Sertifikasi Kompetensi yang sebelumnya seolah-olah hampir tenggelam , kini belakangan mulai lagi diminati bahkan bakal menjadi target pemerintah pada masa yang akan datang untuk SDM Indonesia yang kompeten. Ditengah semakin terpuruknya perekonomian Indonesia dan masalah-masalah lain yang semakin memperburuk perekonomian Indonesia, akhirnya pemerintah mulai menyadari bahwa SDM adalah aset penting negara yang harus dijaga, diperhatikan dan ditingkatkan. Berkaca dari itu pemerintah kini mulai serius menangani SDM. Agar mampu bersaing dengan luar negeri Pemerintah sendiri mengatakan Indonesia mengatakan bahwa Indonesia diperkirakan memiliki 150 juta anak muda dari total 250 juta penduduk.. Dari jumlah penduduk saat ini 60 persen di antaranya berada di usia produktif. Jumlah usia produktif itu akan terus meningkat pada tahun-tahun ke depan. Sehingga diperkirankan pada tahun 2040 diperkirakan usia produktif mencapai 195 juta. Ini adalah kekayaan yang bisa menjadi peluang untuk menenangkan persaingan dengan negara lain jika dikelola dengan baik. Dalam arti banyaknya anak muda ini bisa menjadi modal atau kekuatan besar untuk memenangkan persaingan di tingkat global namun bisa menjadi masalah jika tidak diberi perhatian terhadap pembangunan SDM.. Itulah sebabnya kini pemerintah akhir-akhir ini sudah mulai mengumumkan bahwa target pemerintah tahun 2019 akan fokus pada pembangunan SDM, karena untuk menjadi negara maju suatu negara tidak bisa hanya mengandalkan sumber daya alam , tetapi kunci yang paling penting adalah memiliki SDM yang kompeten, jadi pembangunan SDM sangat penting dan mendesak. Kualitas SDM Indonesia perlu ditingkatkan dengan melalui pelatihan-pelatihan kompetensi atau keterampilan serta sertifikasi Kompetensi. sertifikasi kompetensi kerja merupakan salah satu upaya untuk mengembangkan kemampuan SDM. . Dengan demikian SDM Indonesia nantinya mampu bersaing dengan negara lain.
Mengalihkan prioritas Pembangunan Nasional
Menyikapi target di atas pemerintah Indonesia akan mengalihkan prioritas Pembangunan Nasional dari pembangunan infrastruktur ke pembangunan sumber daya manusia (SDM) pada 2019. Karena sumber daya ekonomi saat ini tidak lagi berasal dari sumber daya alam tapi manusia yang berpengetahuan, kompeten, dan terampil. Seperti yang sudah dikatakan di atas. Pemerintah sendiri melalui Kementrian Tenaga Kerja sebenarnya selama ini telah melakukan kegiatan-kegiatan yang mendukung kompetensi SDM seperti peningkatan Kompetensi Tenaga Kerja Melalui Pelatihan Berbasis Kompetensi di seluruh Indonesia. Dan dalam menanggapi respon pemerintah dalam hal ini presiden, Dirjen Ditjen Binalattas Kementrian Tenaga Kerja RI telah menetapkan program, kebijakan, dan strategi yang diharapkan mampu untuk mewujudkan SDM kompeten melalui pelatihan vokasi. Strategi yang ditempuh untuk menghasilkan SDM kompeten antara lain percepatan penerapan standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI), peningkatan kapasitas kelembagaan dan sarana pelatihan kerja, peningkatan kompetensi instruktur tenaga pelatihan pemerintah dan swasta, pengembangan program pemagangan dalam dan luar negeri, percepatan pelaksanaan sertifikasi kompetensi, pelaksanaan pelatihan di BLK, Lemdiklat dan lembaga pelatihan kerja swasta, serta pengembangan dan peningkatan produktivitas.
Industri dan SDM Perguruan Tinggi
Untuk meningkatkan lulusan Perguruan Tinggi yang kompeten sesuai dengan target pemerintah di atas, dunia usaha atau industri harus terlibat dalam proses pendidikan, sehingga lulusan perguruan tinggi dapat sesuai dengan kebutuhan industri,. Lembaga-kembaga pendidikan harus memperhatikan semakin pesatnya perkembangan teknologi, yang akan mempengaruhi karakter pekerjaan sehingga keterampilan yang diperlukan juga berubah. Seperti yang diketahui dari hasil Rapimnas KADIN Indonesia Tahun 2017 di Batam tanggal 13-14 Desember 2017, Mayoritas negara saat ini dihadapkan pada dua tantangan besar yakni iklim bisnis dan industri yang semakin kompetitif dan perkembangan teknologi dan informasi. Tantangan tersebut harus dihadapi dengan mempersiapkan dan memetakan angkatan kerja dalam menghadapi revolusi industri 4.0. Dunia kerja di era revolusi industri 4.0. merupakan integrasi pemanfaatan internet dengan lini produksi di dunia industri (internet of things). Pola industri baru ini membawa dampak terciptanya jabatan dan keterampilan kerja baru dan hilangnya beberapa jabatan. Industri yang akan banyak berkembang pada revolusi industry baru ini, antara lain sektor petrokimia, semen, automotif, dan food and beverage.
Selain itu dalam upaya menuju SDM Indonesia Kompeten pada tahun 2019, Kemenristekdikti menargetkan pada 2019 yang akan datang, 15.600 mahasiswa telah peroleh sertifikasi kompetensi. Untuk menindaklanjuti instruksi pemerintah dalam membangun sumber daya manusia kompeten menghadapi tantangan ekonomi global. Salah satu upaya pemerintah, yakni menyiapkan pendidikan vokasi. Nasir mengatakan kondisi kompetensi lulusan perguruan tinggi masih rendah dan tidak sesuai kebutuhan industri. Dampaknya, ia mengatakan, industri harus melatih lulusan perguruan tinggi. Permasalahan itu akan terselesaikan dengan meningkatkan jumlah dan mutu politeknik secara drastis melalui afirmasi pendirian politeknik dan revitalisasi pendidikan vokasi. Pemerintah juga berupaya meningkatkan kontribusi industri di pendidikan tinggi, yakni, pertama, industri mendirikan politeknik. Kedua, industri menyediakan dosen politeknik. Ketiga, industri menyediakan tempat magang. Pemerintah menargetkan 14.400 mahasiswa bersertifikasi kompeten
Tidak hanya terlibat dengan Perguruan Tinggi, industri juga kini wajib mendukung SMK , Dengan menargetkan penciptaan satu juta SDM tersertifikasi kompetensi pada 2019 lewat link and match antara Sekolah Menengah Kejuruan dengan Industri dan juga melalui vokasional training. Dirjen Industri Kimia Tekstil dan Aneka (IKTA), Achmad Sigit Dwiwahjono mengungkapkan vokasional training dalam vokasi industri sangat penting untuk meningkatkan kemampuan SDM masyarakat sejak dari lulusan SMK agar siap bekerja di sektor industri. Karena melalui vokasional training ini ada perubahan mendasar terkait kurikulum yang semula dititik beratkan di kelas, sekarang diubah dengan praktek industri yang lebih mendalam. Pola ini juga mengubah pendekatan SMK yang broadbase spectrum menjadi pendidikan berbasis spesialisasi. Sejauh ini, juga selalu mendorong standar kompetensi untuk masing masing jenis pekerjaan, sehingga setiap pekerja mempunyai keahlian khusus di bidang yang sudah ditekuni. Standart kompetensi ini juga berlaku secara nasional, bahkan untukjenis pekerjaan tertentu, standar kompetensi ini dapat diberlakukan untuk skala internasional.
SDM Kompeten SDM tersertifikasi Kompetensi
Sumber daya manusia (SDM) merupakan aset penting untuk turut mendorong pembangunan ekonomi nasional, termasuk di sektor industri. Dengan SDM yang terampil, manufaktur dalam negeri akan dapat lebih berdaya saing baik di tingkat domestik maupun global seiring perkembangan teknologi terkini. Oleh sebab itu fokus pembangunan SDM di tahun 2019, adalah langka yang sangat maju, karena pembangunan atau pengembangan SDM Kompeten sudah saatnya ditingkatkan. Dan salah satu cara yang paling tepat di sini adalah sudah tersertifkasinya Kompetensi para SDM yang akan bersaing di pasar global ini