WARGASERUJI – Sambung pucuk adalah pembiakan tanaman dengan cara menyambung batang bawah dengan batang atas dari indukan yang berbeda, biasanya untuk tanaman buah. Batang bawah biasanya tumbuh dari biji, sedangkan batang atas diambil dari indukan dengan mutu yang baik. Proses sambung pucuk bisa berhasil atau sukses, memerlukan kecermatan dan ketelitian yang akan diuraikan dalam tips-tips berikut.
Beberapa tips ini didapatkan penulis saat mengikuti pelatihan singkat cara pembibitan tanaman buah yang diselenggarakan oleh MPM PDM Sleman, Sabtu (4/5) dengan nara sumber mantan peneliti LIPI, Suharyanto.
Pertama, siapkan bahan dan peralatan seperti pisau yang tajam, plastik yang biasa dipakai untuk membuat es lilin, batang bawah atau disebut sharing, dan batang atas atau disebut entres.
Pisau harus steril dan tajam. Pisau yang tidak steril akan mengkontaminasi sayatan pada bagian yang akan disambung. Sedangkan jika kurang tajam, sayatan menjadi tidak rata sehingga antar dua permukaan tidak bisa bertemu dengan rapat.
Batang atas harus sedikit lebih besar daripada batang bawah, atau minimal sama. Jika batang bawah lebih besar, tingkat kegagalannya sangat tinggi, mendekati 100%.
Batang atas dipilih dari tanaman varietas unggul. Jika nanti diharapkan cepat berbuah, maka indukan batang atas dicari yang sudah pernah berbuah.
Plastik es lilin dipilih karena lentur, tidak kaku. Dibelah menyerupai pita, kemudian ditarik secara perlahan agar memanjang dan menipis. Bahan ini dipakai agar sambungan bisa tertutup rapat sekaligus cukup kuat mengikat sambungan.
Waktu yang terbaik untuk penyambungan adalah malam hari, atau paling tidak sore hari. Tujuannya, agar tidak terjadi penguapan yang berlebihan.
Kedua, potong daun pada batang atas (entres) sedikit di atas pangkal daun. Fungsinya sebagai paramater keberhasilan penyambungan. Jika sambungan berhasil, pangkal daun akan rontok dengan sendirinya dalam beberapa hari. Kalau tidak rontok, dipastikan sambungan gagal.
Ketiga, sayat batang bawah miring dari bawah ke atas dengan sekali sayat. Sudut potongnya kecil, atau lancip, agar luas permukaan sayatan semakin besar.
Jika batang bawah termasuk varietas unggul, maka bisa disayat di ujung mendekati pucuk tanaman. Namun, bila bukan varietas unggul, bisa disayat pada batang yang tidak jauh dari akar.
Batang bawah tetap mempengaruhi sifat-sifat buah nantinya. Semakin pendek batang bawah, semakin kecil pengaruh sifat-sifatnya. Oleh karena itu, di luar negeri sudah ada pembiakan dengan mesin yang nyaris memotong semua batang bawahnya.
Oleh karena itu, jika ingin menggabungkan beberapa sifat tanaman, bisa dimanipulasi panjang batang bawahnya.
Jika batang bawah bergabus, sambungan dipastikan akan gagal. Namun, jangan dibuang, karena akan tumbuh tunas dengan sendirinya. Tunas yang baru inilah yang nantinya bisa disambung lagi.
Keempat, sayat batang atas (entres) secara miring dari atas ke bawah dengan sekali sayat, disamakan sudutnya dengan sayatan batang bawah.
Kelima, tangkupkan kedua permukaan sayatan, kemudian ikat dengan plastik yang sudah disiapkan. Cara mengikat, dililit perlahan terlebih dahulu dari atas kemudian ke bawah. Butuh latihan agar bisa melakukannya dengan baik.
Keenam, ambil plastik es lilin yang masih utuh, sarungkan ke sambungan kemudian diikat sehingga kedap udara luar. Sebelum disarungkan, plastik jangan ditiup karena hembusan nafas mengandung karbon yang menyebabkan panas.
Tujuan menyarungkan plastik ini agar batang atas tidak mudah kering karena penguapan.
Ketujuh, letakkan hasil sambungan di tempat yang teduh. Amati, kalau dalam beberapa hari ada pangkal daun yang rontok, berarti sambungan berhasil. Kalau di ujung batang atas muncul tunas, buka ikatan sarung plastik, tanpa mengangkatnya.
Kedelapan, jika tunas sudah mulai membesar, angkat sarung plastik. Kemudian letakkan tanaman di tempat yang memiliki pencahayaan 40% agar batang membesar terlebih dahulu. Kalau sudah cukup besar, bibit siap ditanam.
Beberapa tips di atas jika dijalankan akan memperbesar prosentase keberhasilan sambung pucuk. Namun, faktor yang terpenting adalah ketekunan dan kesabaran yang harus dimiliki seorang pembudidaya.