Di tahun politik, tidak jarang paslon maupun caleg yang secara terang-terangan dan tidak segan-segan, bahkan nyaris tidak malu-malu lagi menawarkan gepokan uang agar masyarakat memilih dirinya. Karena itu, sudah berapa banyak diberitakan ada seorang calon yang jadi stress gara-gara sudah terlanjur mengeluarkan gepokan uang, namun tidak terpilih.
Belum lagi ada beberapa banner yang sengaja dipampang di beberapa sudut kampung, berisi semacam jargon unik sebagai sindiran adanya kebiasaan praktek money politik, “WARGA KAMPUNG INI MENERIMA SERANGAN FAJAR.”
Semua yang digambarkan di atas ini, tidak lain adalah praktek-praktek kotor dalam dunia perpolitikan di negara Indonesia. Belum lagi apa yang sering terjadi dalam dunia ormas Islam saat berada di tahun politik, sudah berapa banyak oknum-oknum pengurus ormas yang sengaja menjual almamater ormas yang dipimpinnya kepada paslon dan caleg, yaitu dengan merengek-rengek cari sumbangan sambil pamer kekuatan jumlah anggota ormas yang diklaim dapat menyumbangkan suara jika diperintahkan.
Baik pihak yang menyogok dan yang menerima sogokan, hakikatnya bukanlah manusia yang beriman kepada Allah dan mengerti mana harta yang halal dan mana yang haram. Bahkan para pemain politik kotor ini, tampaknya tidak yakin bahwa Allahlah hakikatnya yang telah mengatur status harta halal mana yang semestinya boleh ambil oleh umat Islam.
Sy. Abu Hurairah RA berkata, Nabi Muhammad SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla memberikan kepada hamba-Nya apa yang sudah ditetapkan bagian rezeki untuk dirinya. Karena itu, berlaku baiklah kamu dalam mencari rezeki. Ambillah apa yang halal dan tinggalkanlah apa yang haram.” (HR. Abu Ya’la dengan sanad hasan. Pada awalnya hadist ini ada pada Al-Bukhari dan Muslim).
Ahli ibadah yang baik, tentu tidak akan mengorbankan dirinya untuk berebut harta haram di tahun politik, apalagi jika hanya karena syahwat politik kotor dari beberapa paslon dan caleg, hingga ia berani mengambil harta haram tanpa ada rasa malu dan takut sama sekali kepada Allah.
Sy. Abu Darda’ RA mengabarkan, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya rezeki itulah yang mengejar manusia, sebagaimana kematian mengejarnya.” (HR. Ibnu Hibban dan Bazaar). Semestinya nasehat Nabi Muhammad SAW inilah yang dijadikan pegangan, bahwa setiap orang itu jika selalu beribadah dan bekerja mencari harta yang halal, maka Allah yang akan memberi solusi bagi kebutuhannya, karena rezeki yang halal akan datang kepadanya atas izin Allah.
Sy. Abu Humaid As-Sa’idi RA mengabarkan, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Berlaku baiklah kalian dalam menuntut dunia, karena setiap orang telah dimudahkan untuk apa ia diciptakan di dunia ini.” (HR. Ibnu Majah).
Diriwayatkan oleh Sy. Hubbah dan Sy. Sawa, yang mana keduanya adalah anak dari Sy. Khalid, mereka bercerita bahwa suatu saat mereka mendatangi Nabi Muhammad SAW. ketika beliau SAW sedang memperbaiki sesuatu. Kemudian beliau SAW bersabda, “Janganlah kamu berputus asa dari rezeki, selama kamu dapat menggeleng-nggelengkan kepala. Manusia dilahirkan ibunya sebagai bayi merah tanpa selembar kain pun. Lalu Allah Azza wa Jalla memberinya rezeki.” (HR. Ahmad).
Bukan rahasia lagi
Jualan kartu di tahun politik