WARGASERUJI – Akun Twitter pribadi salah seorang anggota Dewan Pakar Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno dibajak pada malam, Sabtu (13/4). Hal itu dibenarkan Said Didu diminta konformasi. Adapun konten-kontenĀ yang disebarkan akun @saididu sejak dibajak bersifat tendensius terhadap sosok Ustaz Abdul Somad (UAS). (republika.co.id, 14/4/19)
Fitnah keji telah diberikan kepada seorang ulama, padahal kehadiran ulama sangat dibutuhkan oleh umat untuk menjaga umat dari tindak kejahatan, pembodohan dan penyesatan yang dilakukan oleh kaum liberalis,serta penebar ide yang justru mengkerdilkan Islam. Karena ulama yang berani melakukan amar maāruf nahi mungkar tentu menjadi musuh sistem politik yang menghalalkan segala cara.
Terjadinya ulama yang difitnah untuk kepentingan politik, merupakan bentuk kegagalan demokrasi mengatasi kriminalisasi ulama. Ulama sebagai penerang bai umatĀ tak layak difitnah, seharusnya ulama dihormati karena mereka warisatul anbiya (pewaris para nabi).
Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda: āUlama adalah pewaris para nabiā. (HR. At-Tirmidzi dari abu Ad-Darda ra). Ulama sebagai pewaris perbendaharaan ilmu agama. Sehingga ilmu syariat terus dipelihara kemurniannta tidak tercampur atau ternodai dengan berbagai konsep ide-ide kufur yang dimasukkan ke dalam agama Islam.
Bahkan, Allah Swt berfirman, āWahai Nabi! Sungguh Kami mengutus engkau sebagai saksi, sebagai pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan. Dan sebagai orang yang mengajak kepada Allah dengan izin-Nya, dan sebagai pelita pemberi cahaya. Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang beriman, bahwa mereka akan memperoleh karunia yang besar dari Allah Swt (QS Al-Ahzab[33]: 45-47)
Hujjatul Islam Imamm Ghazali merincinya dalam perkataan masyhurnya yang beliau tuliskan dalam kitab Ihyaā-nya: āTidaklah terjadi kerusakan rakyat itu kecuali dengan kerusakan penguasa, dan tidaklah rusak para penguasa kecuali dengan kerusakan para ulama.
Sejatinya ulama dihormati dan jauh dari fitnah keji ketika sistem Islam diterapkan dalam naungan Khilafah Islamiyyah.
Oleh : Rindyanti Septiana S.Hi (Pegiat Literasi Islam & Kajian Islam Politik Medan)