Beliau bernama asli Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Almughirah bin Bardizbah Alju`fi Albukhari
Beliau lahir pada hari Jumat, 13 Syawwal 194 H di rumah ayahnya yang terkenal sebagai seorang ulama yang benar-benar alim dan wari` serta zuhud.
Imam Bukhari belajar ilmu agama kepada beberapa ulama ahli hadits yang sangat terkenal di saat itu, antara lain para ulama di Hijaz (sekitar Makkah – Madinah), Syam (Siriya), Mesir dan Iraq.
Beliau wafat pada malam Selasa tahun 256 H, jadi belia wafat pada usia 62 tahun, dan tidak memiliki anak lelaki.
Beliau mengarang kitab hadits yang sangat terkenal di seluruh dunia, yaitu kitab Shahih Bukhari, bahkan seluruh ulama dan umat Islam mengatakan : Shahih Bukhari adalah kitab yang paling shahih (benar dan terpercaya) setelah Alquran.
Imam Bukhari sendiri menamakan kitab yang dikarangnya itu secara lengkap adalah Aljaamis shahiihul musnadul mukhtashar min hadiitsi rasuulillah SAW wa sunanihi wa ayyaamihi (Kumpulan shahih dengan periwayatan yang sambung kepada Rasul dan ringkas dari hadits Rasulullah SAW dan sunnah-sunnahnya serta kehidupan hariannya)
Beliau memberi syarat saat menulis kitab ini, yaitu tidak akan memasukkan satu haditspun kecuali yang riwayatnya benar-benar shahih.
Pembahasan asli kitab ini adalah menerangkan hadits-hadits beserta keadaan para perawinya, baik itu berupa perkataan maupun perilaku serta sifat dan ketetapan Nabi SAW.
Memang ada beberapa hadits yang tidak disebutkan kedudukan derajatnya, namun bukan menjadi pembahasan inti, melainkan tambahan semata, seperti beliau jadikan sebagai judul pembahasan.
Para ulama dan umat Islam bersepakat, jika ada seorang suami yang mengatakan kepada istrinya : `Engkau jatuh talak (cerai) jika di dalam kitab Shahih Bukhari terdapat hadits yang tidak shahih dari Nabi SAW`. Maka hukumnya sang istri tersebut tidak jatuh talak (cerai).
Kekuatan hafalan serta kejelian dan kejeniusan ImamBukhari, sebagaimana diriwayatkan, pada suatu saat ada seratus ulama ahli hadits dari negeri Iraq yang berkumpul, mereka bersepakat untuk menguji Imam Bukhari dengan cara memutarbalikkan riwayat-riwayat mereka dengan milik temannya, dengan mengaku seperti saling menukar nama guru-guru mereka.
Tentu saja penyebutan nama-nama guru alias para perawi dari seratus orang dengan memutarbalikkan secara acak ini dilakukan hanyalah untuk menguji Imam Bukhari. Subhanallah, ternyata Imam Bukhari mampu mengembalikan dengan menyebutkan nama-nama para guru dan sanad dari seratu ulama Iraq itu secara runtut dan benar. Maka merekapun mentahbiskan Imam Bukhari sebagai perawi hadits yang tiada taranya di dunia ini.
Jadi, jika ada seuatu kelompok aliran yang mengatasnamakan Islam, namun meragukan derajat kedudukan Kitab Shahih Bukhari sebagai kitab yang paling shahih alias paling benar sesudah Alquran, maka kelompok tersebut sangat diragukan keislamannya.