SCROLL KE ATAS UNTUK MEMBACA

Puisi Sukmawati Melecehkan Ibu Indonesia

Puisi Sukmawati Melecehkan Ibu Indonesia

Puisi Sukmawati telah membuat kegaduhan yang luar biasa di negeri ini. Umat muslim sebagai mayoritas penduduk di negeri ini dilecehkan kembali dengan sebuah karya seni yang tidak sensitif terhadap kondisi masyarakat. Ketika tragedi “Al Baqarah” menjelang Pilkada DKI Jakarta baru saja mulai reda, umat muslim kembali harus mengalami tragedi “Puisi Sukmawati” yang begitu vulgar membandingkan antara kidung dengan adzan dan konde dengan cadar.
Puisi lengkap Sukmawati :
Ibu Indonesia

Aku tak tahu Syariat Islam
Yang kutahu sari konde ibu Indonesia sangatlah indah
Lebih cantik dari cadar dirimu
Gerai tekukan rambutnya suci
Sesuci kain pembungkus ujudmu
Rasa ciptanya sangatlah beraneka
Menyatu dengan kodrat alam sekitar
Jari jemarinya berbau getah hutan
Peluh tersentuh angin laut

Lihatlah ibu Indonesia
Saat penglihatanmu semakin asing
Supaya kau dapat mengingat
Kecantikan asli dari bangsamu
Jika kau ingin menjadi cantik, sehat, berbudi, dan kreatif
Selamat datang di duniaku, bumi Ibu Indonesia

Aku tak tahu syariat Islam
Yang kutahu suara kidung Ibu Indonesia, sangatlah elok
Lebih merdu dari alunan azan mu
Gemulai gerak tarinya adalah ibadah
Semurni irama puja kepada Illahi
Nafas doanya berpadu cipta

Sukmawati tidak pernah berpikir akan nurani para ibu Indonesia saat ini. Kelahiran buah hati masyarakat muslim dengan mengumandangkan adzan sebagai suara pertama didengar di telinga mereka. Bukan kidung yang digunakan sebagai teman untuk menidurkan anak-anak mereka. Mereka telah melahirkan putra-putri Indonesia yang menjadi tulang punggung pembangunan bangsa ini.
Bangsa ini adalah bangsa yang mayoritas beragama Islam, yang masih mampu menjaga rasa tenggang rasa dengan pemeluk agama lain. Masyarakat yang memahami adanya perbedaan dalam keyakinan beragama.
Ibu Indonesia bukanlah hanya “tukang kidung”, akan tetapi begitu banyak muslimah-muslimah yang menganggap adzan bukan hanya panggilan yang indah tapi juga panggilan untuk menghadap bersujud kepada Sang Pencipta.

Tulisan ini tanggung jawab penulisnya. Isi di luar tanggung jawab Redaksi. Pengaduan: redaksi@seruji.co.id

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan isi komentar anda
Masukan Nama Anda

Artikel Lain

TERPOPULER