WARGASERUJI – Foto lebih ganteng, cantik, tua, jelek, muda dan lain-lainnya, sangat mudah dilakukan tanpa perlu ahli edit foto. Semua bisa dilakukan melalui proses kecerdasan buatan atau Artificial Inteligence (AI). Artinya, biasa saja di zaman ini. Kasus Evi ‘Kelewat Cantik’ jadi polemik itu karena ada yang tidak terima gara-gara dianggap curang dalam kompetisi politik.
Evi ‘Kelewat Cantik’ ini adalah calon anggota DPD Evi Apita Maya. Dirinya membantah fotonya hasil manipulasi. Evi menegaskan foto yang digunakan di surat suara adalah foto dirinya.
“Apa yang dimanipulasi? Dalam konteks apa manipulasi? Itu kan foto-foto saya. Kecuali itu foto saya, Lady Diana saya taruh, itu baru bermasalah,” kata Evi kepada media setelah menghadiri sidang di MK, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Kamis (25/7).
Evi pun membela diri dari orang-orang yang menyebutnya telah memanipulasi foto. Menurutnya, hanya putusan pengadilan yang berhak menyatakan demikian.
“Itu kan sudah dijelaskan sama Prof Juanda, siapa yang bisa bilang itu manipulasi. Manipulasi itu hanya bisa dikatakan oleh siapa pun apabila sudah dikatakan sama pengadilan,” ujarnya kepada media.
Apa Bedanya dengan Make Up?
Wajah seseorang juga bisa berubah sangat cantik setelah di make up. Kalau begitu, apa nantinya yang bermake up perlu diperkarakan?
Sebenarnya sederhana saja masalah ini. Jika foto kampanye orang-orang melihatnya sebagai Evi yang sama, maka tak ada unsur penipuan. Urusan terlihat lebih cantik dari biasanya, itu normal-normal saja. Persis seperti dandan mau kawinan. Pangling sedikit, tak masalah. Bukankah memang untuk momen yang penting harus mencitrakan diri dengan baik?
Jadi masalah kalau memajang foto agar dikira orang lain. Selain itu, apa mau menuduh rakyat NTB memilih wakil hanya karena kecantikannya? Bahkan, hak mereka mau memilih karena apa.
Bagaimana menurut Anda?