Acara diskusi media dialektika yang mengusung tema “Kiprah ICMI Dalam Tahun Politik” tampaknya melenceng dari pokok bahasan. Pasalnya, penulis menilai diskusi tersebut lebih membicarakan sosok pendamping Joko Widodo sebagai capres dan cawapres 2019.

Menurut penulis, Organisasi Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) itu mewakili umat Isalam secara menyeluruh, dan untuk kemaslahatan umat dan mestinya bukan membicarakan salah satu kandidat capres.

Seperti video yang diunggah dan ditulis pada Rabu, (7/3) akun twitter @ICMIPusat, selaku wakil ketua bidang politik dalam negeri, Priyo Budi Santoso mengatakan jika dirinya yang sebentar lagi menyabet gelar doktor mengusulkan diantaranya Prof. DR. Djimly A, Din Samsudin dan Moh. Mahfud MD agar menjadi pasangan capres Jokowi.

Menurut Priyo, diantara ketiganya sudah dianggap mampu baik dari segi ilmu agama dan juga ilmu ekonomi.

Mungkin maksud dan tujuan Priyo itu baik. Namun secara tidak langsung ia sudah mencederai hati umat Islam secara menyeluruh. Paslon capres-cawapres pada 2019 pastinya tidak hanya Joko Widodo yang sekarang menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia. Akan tetapi, banyak capres-capres lain yang akan ikut pada pesta demokrasi mendatang.

Pertanyaanya : Benarkah ICMI memihak Jokowi..? Jika tidak mengapa hanya menyebut bahkan mempersiapkan calon pendamping untuk capres Jokowi saja.

Sejarah mengatakan ICMI dibentuk atas peran banyak pihak, mulai dari MUI, mahasiswa, tokoh agama, organisasi Isalam, dan sebagainya. Diantara tujuan dibentuknya ICMI adalah karena waktu itu dinilai ada ketidakadilan terhadap umat Islam.

Ikatan Cendekiawan disini sangatlah mempunyai arti luas, salah satunya adalah berkumpulnya orang-orang yang mempunyai ide atau gagasan yang cemerlang untuk kemaslahatan umat atau orang lain. Jika ICMI yang sekarang hanya memihak salah satu paslon, hal itu jelas ICMI tidak lagi berjalan sesuai dengan tujuan awal.

Dalam kontek tema yang diusung, penulis berpendapat akan lebih bijak ketika paparan dalam diskusi tersebut tidak menyebutkan salah satu capres. Namun akan lebih tepat jika ICMI diskusikan bagaimana menyikapi tahun politik tersebut menjadi tahun politik yang aman, damai, sejuk dan santun.

Dengan demikian, ide cemerlang hasil diskusi tersebut menjadi modal bagi umat Isalam dan mampu diaplikasikan oleh seluruh rakyat Indonesia.

    Suhud Mas'ud
    Dewan Pengawas Executiv YATARIS GP Ansor Kotawaringin Barat Pengurus FKUB Pemerhati Budaya Daerah

    TINGGALKAN KOMENTAR

    Silakan isi komentar anda
    Masukan Nama Anda