SCROLL KE ATAS UNTUK MEMBACA

Nasib Peternak Ayam Skala Kecil di Pasar Bebas

Nasib Peternak Ayam Skala Kecil di Pasar Bebas

WARGASERUJI –  Dengar cerita, banyak peternak ayam bangkrut. Sebabnya, harga ayam jatuh tiba-tiba saat masa panen, sehingga tidak bisa menutup ongkos produksi. Inilah nasib peternak ayam skala kecil di pasar bebas.

Setelah beberapa saat turun drastis, tiba-tiba terjadi kelangkaan. Bahkan di beberapa daerah harus mencari keluar karena terlalu langka. Harga daging ayam otomatis naik tinggi, dengan rentang waktu yang tidak lama.

Pasar bebas berarti harga ditentukan oleh permintaan dan persediaan. Memang maksudnya agar pembeli bisa mendapat produk terbaik sekaligus dapat dijangkau. Namun, pasar bebas menciptakan persaingan yang pasti memakan korban.

Orang banyak mengistilahkan dengan “persaingan secara sehat”. Harapannya, setiap produsen bersaing agar menjadi yang paling efisien. Itu idealnya. Namun, kenyataannya tidak demikian.

Perusahaan dengan modal besar, bisa menyusun strategi dengan mengambil sumber daya manusia unggul untuk merencanakan produksinya secara efisien. Artinya, peternak kecil jelas kalah satu langkah. Belum lagi ditambah hal-hal lain seperti teknologi dan kemampuan produksi massal.

Perusahaan tentu tak mau rugi. Segala cara ditempuh agar tetap untung. Selama menurut hukum tidak melanggar, akan mereka lakukan walau karena itu akan mematikan peternak kecil secara tidak langsung.

Perusahaan tentu akan mencoba “bersaing” termasuk harganya. Mungkin bisa dengan istilah “harga promo”. Atau memberi banyak bonus. Perhitungannya, ke depan akan banyak konsumen yang membeli. Sayangnya, pembeli berasal dari ceruk pasar yang sebelumnya diisi oleh peternak kecil.

Belum lagi bila terjadi persaingan tidak sehat. Perusahaan besar pun bisa terjepit masalah hingga terancam bangkrut. Ketika segala usaha yang ‘baik-baik’ sudah dilakukan namun tetap saja meluncur hendak karam, tentu tombol darurat ditekan, dengan usaha di luar etika.

Karena korporasi punya sumber daya yang besar, tentu lebih mudah pula melakukan pelanggaran dengan rapi sehingga tersembunyi atau terhindar dari sanksi. Bahkan, tak segan memanfaatkan celah-celah hukum negara, karena mereka mampu membayar mahal pengacara.

Cara Selamat

Adakah peternak kecil yang bisa bertahan? Pasti ada. Tapi, lebih banyak yang tidak. Apakah ini disebut seleksi pasar bebas? Kalau begitu, semakin lama hanya korporasi besar saja yang berkuasa. Sisanya, pekerja.

Satu-satunya alat yang bisa mencegah ketidakadilan pasar bebas adalah penguasa atau pemerintah. Namun, jika pemerintah lemah terhadap korporasi (ditandai dengan banyaknya korupsi), jangan harap keadilan akan ada.

Kesimpulannya, nasib peternak skala kecil di pasar bebas akan terselamatkan apabila terdapat pemerintah yang kuat dan mengayomi rakyatnya. Apakah pemerintahan sekarang demikian? Silakan dinilai.

Tulisan ini tanggung jawab penulisnya. Isi di luar tanggung jawab Redaksi. Pengaduan: redaksi@seruji.co.id

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan isi komentar anda
Masukan Nama Anda

Artikel Lain

TERPOPULER